Cara Bersepeda Motor di Tengah Guyuran Hujan

foto 
Saat musim hujan seperti sekarang, perlu teknik dan trik khusus kala mengendarai sepeda motor. Pasalnya, jalanan yang licin akibat guyuran air hujan yang kemungkinan besar bercampur sisa oli, minyak, bensin, lumpur, dan beberapa zat lain yang ada di jalanan sangat rawan memicu motor tergelincir.

“Oleh karena itu, ada beberapa hal yang wajib diperhatikan sebelum berkendara di tengah guyuran hujan yaitu teknik berkendara yang benar,” tutur Yudiantoro, seorang instruktur safety riding sebuah dealer motor untuk wilayah Jabodetabek saat ditemui di Jakarta, Ahad, 13 November 2011.

Menurut Yudi, selain memperhatikan kecepatan motor yang ditunggangi maupun kendaraan lain di jalanan yang tengah dilewatinya, seorang biker juga wajib memperhatikan cara pengereman, helm yang digunakan, serta bermanuver yang tepat kala melibas genangan air.

Seperti apa teknik atau trik tersebut? Berikut penjelasan Yudi :

1. Usahakan pandangan tak terhalang

Pandangan yang terhalang oleh air hujan karena muka terkena tampias air hujan sangat berbahaya, karena menyebabkan pandangan terganggu. Sehingga, bila tiba-tiba di depan motor ada lubang atau kendaraan lain yang mengerem secara mendadak, biker akan kesulitan bermanuver.

Pada sisi lain, kaca helm yang digunakan oleh seorang pengendara motor berkabut atau berembun saat melintas di tengah guyuran hujan. Kondisi itu terjadi lantaran kualitas pelindung kepala yang di bawah standar sehingga. ”Pada saat hujan udara di dalam dan di luar helm berbeda. Akhirnya, kondisi ini menyebabkan kaca helm atau visor berembun,” tutur Yudi.

Cara gampang untuk mengatasinya adalah dengan membuka separuh kaca helm. Namun, akibatnya, muka menjadi kotor atau sedikit terkena butiran air hujan.

Cara lainnya melapisi kaca dengan lapisan layer yang ditempel pada visor bagian dalam. Lapisan itu banyak dijual di toko-toko helm dengan harga mulai Rp 200 – 250 ribu.

2. Tidak asal melibas genangan air

Teknik ini selain harus didukung jarak pandang yang tak terhalang juga membutuhkan refleks dan perhitungan yang tepat. Bila di depan Anda terdapat genangan air yang cukup dalam, maka cara yang paling mudah adalah memperhatikan kendaraan lain – khususnya mobil - yang melintasi di depan Anda. 

“Perhatikan tingkat ketinggian air di ban mobil, apakah melebihi setengah roda atau tidak,” ujar Yudi.

Bila ketinggian air lebih dari 50 sentimeter, Yudi menganjurkan agar motor didorong dan mesin dalam keadaan mati. Hal itu untuk menghindari air tersedot lewat filter udara atau lubang pernapasan sehingga air masuk ke mesin dan terjadi water hammer.

Jika air masuk ke ruang bakar dan terjadi water hammer maka piston akan bengkok karena seperti dipukul benda keras dengan kuat. Bahkan, kruk as dan klep harus diganti.

Selain itu, jangan mengerem secara tiba-tiba di dekat lubang. Selain rawan menyebabkan motor terpelanting, juga akan menyulitkan kendaraan lain bermanuver untuk mengimbangi gerakan kita. “Bahkan, kita bisa tertabrak. Di sinilah perlunya jarak pandang yang jelas,” ucap Yudi.

3. Teknik pengereman yang tepat

Teknik berkendara lainnya yang tak kalah penting adalah pengereman. Bila ingin mengerem, segera lepas tarikan tuas gas dan pada saat itu juga tarik tuas rem depan secara bersama-sama dengan injakan pedal rem belakang.

Pastikan kekuatan tarikan tuas rem depan mencapai 70 persen. Adapun rem belakang cukup 30 persen. Hal itu bertujuan agar, motor tak terpelanting.

Satu hal yang patut diingat, tarik tuas rem depan dengan menggunakan empat jari namun jangan mengentak secara tiba-tiba, hal itu untuk menghindari kanvas rem terkunci. Sebab bila itu terjadi, maka motor akan terpelanting.

Setelah motor terhenti, segera menoleh ke bagian kiri dan belakang. Hal itu dimaksudkan untuk mengantisipasi bila ada kendaraan lain yang melaju dari arah belakang dan tidak sesuai dengan laju yang tidak terkendali.

Selain itu, perhatikan laju kecepatan motor kita. Jangan memacu motor dengan kecepatan di atas 30 kilometer per jam. Bahkan bila hujan semakin deras sebaiknya menurunkan tingkat kecepatan.
READ MORE - Cara Bersepeda Motor di Tengah Guyuran Hujan

Cara Awet Ban Agar Aman di Musim Hujan

Curah hujan dalam beberapa bulan ke depan diperkirakan semakin besar. Bagi pengguna mobil, kondisi seperti itu tentu membutuhkan perhatian ekstra. Selain jalanan menjadi licin dan banjir, jalanan berlubang yang tertutup oleh genangan air hujan merupakan kondisi yang wajib diwaspadai.

"Dengan kondisi seperti itu, bagian mobil yang paling rawan dan kerap bermasalah adalah ban. Meski secara kasat mata tak terlihat, bisa berakibat pada kenyamanan dan keselamatan," papar Andrianto,service advisor Mustika Motor, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Jumat, 11 November 2011.

Oleh karena itu, saran Andri, sebaiknya perlakukan ban mobil secara khusus di saat musim hujan berlangsung. Hal itu bertujuan selain menjaga keselamatan dan kenyamanan berkendara, juga agar ban tak cepat aus.

Lantas bagaimana caranya? Berikut penjelasan Andri.

1. Pastikan tekanan angin sesuai standar

Sebelum mobil digunakan, pastikan tekanan angin sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh pabrikan. Jangan berlebih atau kurang dari standar tersebut.

"Bila tekanan angin berlebih, maka bantingan mobil saat bermanuver terasa keras," ujar Andri.

Pada sisi lain, seiring dengan genangan air di jalanan, menjadikan data cengkeram permukaan ban di lintasan juga berkurang karena terjadinya efek aquaplaning. Hal tersebut tentu sangat rawan menyebabkan kecelakaan karena mobil mudah tergelincir.

Adapun tekanan angin ban yang kurang dari standar, selain menyebabkan tarikan mobil menjadi berat juga mengundang risiko yang berbahaya. Pasalnya, saat melibas jalanan bergelombang atau berlubang yang tertutup genangan air, ban rawan pecah. Bila mobil melaju kencang bisa berakibat fatal.

2. Lakukan rotasi ban

Sebelum intensitas hujan lebih besar terjadi, ada baiknya Anda melakukan rotasi ban atau pergantian ban. Pada prinsipnya, bagian samping ban yang selama ini berada di bagian dalam kini ditempatkan di bagian luar. (Prinsip rotasi ban pernah dibahas di tempointeraktif.com).

"Tujuannya agar ban memiliki tingkat keseimbangan yang ideal kala mobil dijalankan sehingga kenyamanan dan kestabilan laju mobil pun terjaga," ujar Andri.

Pasalnya, bagian ban yang kerap cepat menipis adalah bagian samping atau sisi luar saat ban tersebut dipasang di roda mobil. Sebab, bagian itulah yang paling sering bergesekan dengan permukaan jalan atau lintasan lainnya.

Sementara pada saat hujan, kita tidak tahu persis permukaan jalan karena tertutup genangan air. "Di sisi lain, jalanan licin karena lumpur atau pasir yang terbawa air membutuhkan kestabilan," ucap Andri.

3. Lakukan spooring dan balancing

Kedua proses itu sangat penting untuk menjaga kenyamanan dan keamanan berkendara. Pasalnya, ban yang tidak selaras dan seimbang mengakibatkan laju mobil cenderung 'lari' ke arah kanan atau kiri, tidak lurus sesuai arah jalan. Selain itu, menimbulkan getaran pada roda kemudi sehingga menyulitkan pengemudi di saat menjaga kestabilan mobil.

Bila ketidakseimbangan atau ketidakselarasan roda sudah parah, maka mobil akan terasa miring saat melaju. Bahkan tak jarang pengemudi merasakan ada satu di antara empat ban mobil kempis.

Hal itu terjadi karena keempat roda tidak selaras dan seimbang sehingga saat melaju mobil miring sehingga sisi luar ban tergerus. "Akibatnya, bisa berbahaya. Terlebih di saat jalanan licin sehabis hujan," tutur Andri
READ MORE - Cara Awet Ban Agar Aman di Musim Hujan